12/10/2012

Liku-Liku Perjuangan Bos Ayam Bakar PDF Cetak E-mail
Selasa, 28 September 2010 14:36
Bekalnya ijazah SMA. Mengawali perjuangannya dengan menjadi office boy dan jualan roti pisang keliling. Namun hanya berselang delapan tahun Agus Pramono mampu menjadi juragan ayam bakar yang omsetnya ratusan juta per bulan.

ayam_bakar_mas_monoSempat di tempa kerasnya hidup di ibu kota selama lebih dari satu dasawarsa, akhirnya Mas Mono, demekian akrab disapa oleh para pelanggannya, bisa menjadi juragan ayam bakar. Dalam sehari tak kurang dari 600 ekor ayam ia sajikan untuk para pelanggannya, yang terentang dari golongan bawah sampai atas.

Mono hijrah dari Madiun ke Jakarta pada tahun 1994, setamat dari SMA di kota brem tersebut. Di jakarta Ia bekerja sebagai karyawan restorant cepat saji California Fried Chicken sebagai cooker.

Tiga tahun kemudian atau 1997 ia keluar dari CFC, untuk memegang operasional rumah makan yang melayani jasa catering even-even khusus. Kebetulan pada tahun itu, properti mengalami booming sehingga banyak sekali peluncuran perumahan-perumahan yang membutuhkan jasa catering. Namun perjalanan hidup, tak ubahnya air yang pasang surut. Akhir tahun 1997 atau awal 1998, krisis ekonomi mendera kawasan Asia, termasuk Indonesia.Penyelenggaraan event-event yang semula booming, mulai lesu. Order yang mula antre, berubah total, nyaris tak ada satupun order yang masuk.

Mono masuk barisan dari jutaan penduduk Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Untuk menyambung hidupnya, Mono menulis puisi dan membuat vinyet untuk dikirimkan kesejumlah media massa. ” Supaya bisa dimuat, puisi maupun vinyet itu saya antar sendiri ke redaksi,” kata Mono mengenang masa-masa susah dalam hidupnya.

Mono berusaha untuk melamar ke sejumlah perusahaan. Namun tidak ada satupun lamarannya yang membuahkan hasil. Baru pada tahun 1998, dengan rekomendasi dari seorang temannya, mono diterima sebagai office boy di sebuah perusahaan konsultan. Pekerjaan Mono sehari-hari adalah menyapu, mengepel dan memfotocopi dokumen, namun, disela-sela mengerjakan tugas pokoknya tersebut, Mono belajar untuk mengoperasikan komputer. setelah berhasil mengoperasikan komputer ia mencari hasil tambahan dengan melayani jasa pengetikan skripsi.

Meski sudah berusaha keras untuk mendapatkan hasil tambahan, tetapi tuntutan ekonomi berkembang jauh lebih pesat, sehingga Mono merasa posisinya sebagi karyawan tidak bisa dipertahankan lagi. Ia berfikir untuk keluar dan memulai usaha sendiri.

Modal cekak membuatnya berfikir keras, usaha apa yang cepat mendatangkan uang sehingga bisa menambal kebutuhan sehari-hari. Terlintas dibenaknya untuk membuat warung makan seperti yang berada di dekat kantornya. Namun dengan uang Rp. 500rb di tangan jelas tidak cukup dijadikan modal untuk mendirikan warung makan.

Dengan dana yang ada usaha jualan pisang cokelat merupakan pilihan yang masuk akal. Ia membelanjakan sebagian dari uangnya untuk uang muka membeli gerobak dan sisanya untuk membeli bahan baku. Mulailah Mono mendorong gerobaknya dan menjajahkan pisang cokelat dari satu sekolah dasar ke sekolah dasar lainnya. “Setiap SD jam istirahatnya berbeda. Saya selalu berpindah-pindah menyesuaikan jam istirahat beberapa SD,” ujar Mono.

Di tengah kesulitan hidup, Mono mengambil keputusan berani untuk menyunting pujaan hatinya, Nunung, yang kini telah memberinya buah hati Novita Anung Pramono. Pasangan muda ini hidup di satu kamar kontrakan dan tidur hanya beralaskan tikar tanpa kasur. Agar sedikit empuk maka Mono menganjal tikarnya dengan kardus-kardus bekas.

Profesi sebagai penjual pisang coklat masih ia geluti. Kalau dagangannya masih sisa, maka sorenya ia ngetem di depan Universitas Sahid. Untuk meringankan beban suaminya Nunung mengambil pekerjaan dari subkontraktor kardus sepatu. "Saya kasihan sekali melihat istri kecapeaan setelah melipat-lipat kardus sepatu,” ungkap Mono.

Pada suatu hari di tahun 2000, Mono melihat ada lapak di depan Usahid yang tidak terpakai. Mimpinya untuk memiliki warung ayam bakar kaki lima kembali menyeruak. Didukung istrinya yang jago memasak Mono mulai beralih profesi menjadi penjual ayam bakar. Pertama kali jualan Mono membawa 5 ekor ayam yang ia jadikan 20 potong. "Pada waktu itu yang laku hanya 12 potong, tetapi saya sudah sangat bersyukur. memiliki lapak saja saya merasa bermimpi," imbuhnya.

Kombinasi antara menu yang enak dan ketekunan, sedikit demi sedikit ayam bakar Mono membuahkan hasil. Hari demi hari, minggu berganti minggu, tahun beranjak tahun ayam bakarnya semakin laris. warungnya yang semula hanya menghabiskan lima ekor ayam sudah mampu menjual 80 ekor ayam per harinya. Karyawan yang semula hanya satu orang bertambah menjadi beberapa orang.

“Meskipun warung saya hanya kaki lima, namun saya menerapkan standar operasional rumah makan besar. Karyawan memakai seragam, tidak memelihara kuku panjang, tidak berkumis dan tidak berjenggot,” terang Mono.

Lantaran adanya standar tersebut, warung milik mono menjadi terlihat berbeda dibanding warung kaki lima lain sehingga warung tersebut mengalami pertumbuhan pesat. Meski kondisi ekonomi semakin membaik, sang istri tidak tinggal diam. Sang istri berjualan nasi uduk di dekat sebuah kantor di jalan MT Haryono. Warung nasi uduk yang buka antara pukul 06.00 – 10.00 pada saat itu sudah meraup omset Rp 800 ribu per hari.

Agaknya jalan terang terus terhampar. Setelah satu pelanggannya, presenter Dunia Lain Trans TV, menyarankan agar Mono menawarkan jasa catering ke stasiun televisi tersebut. Ternyata tanpa melalui peroses berliku-liku mono mendapat proyek itu, tak lama kemudian Anteve dan TV 7, memesan catering dari pria yang hobi memodifikasi sepeda motor ini.

Pada sisi lain, Mono juga melakukan ekspansi warungnya. Dari salah satu pelanggannya ia mendapatkan penawaran tempat di Jalan Tebet Raya No.57. Di tempat ini Mono hanya bisa menempatkan 2 bangku kecil, tetapi di luar dugaan pelayannya membludak sehingga mereka rela makan sambil berdiri. Setelah sukses di tempat ini Mono mengusung nama Ayam Bakar kalasan Mas Mono untuk jualannya. Sebelumnya, ia tidak memakai merek untuk warungnya.

Untuk menampung pelanggannya Mono kembali membuka warung di Jalan Tebet Timur Dalam. lagi-lagi warung ini juga dipenuhi oleh pelanggan. Bukan hanya pelanggan lama, tetapi juga pelanggan baru. Kini keseluruhan warung Mas Mono mencapai tujuh. selain yang disebut di atas Mono juga memiliki warung di Jalan Panggadegan Selatan Raya, Jalan Pulo Nangka Barat II, Jalan Inspeksi Saluran E 26 Kalimalang dan Kampus ASMI Pulo Mas.
Ayam Bakar Mas Mono
Jalan Tebet Raya No 57 Jakarta Selatan
Telp/Fax. (021) 8350847
Berbekal Ketekunan, Sukses Berbisnis Roti PDF Cetak E-mail
Selasa, 01 Juni 2010 09:57
Ketekunan, kerja keras,dan doa, menjadi poin penting dalam memulai usaha. Ini pula yang membuat Muslikhan berhasil mengembangkan usaha roti bantal. Berbagai rintangan dijadikannya sebagai pelajaran untuk menggapai kesuksesan.

roti_alviannnBelasan pemuda tampak sibuk. Dua pemuda masuk ke dalam ruangan menggotong karung berisi tepung. Di salah satu sudut ruangan beberapa pemuda sibuk menyiapkan adonan. Ada juga yang sedang menggoreng roti di wajan berukuran besar.

Di sebelahnya, beberapa orang sibuk mengemas roti ke dalam bungkus plastik kecil-kecil. Itulah aktivitas sehari-hari di gudang pembuatan roti bantal milik Muslikhan,warga RT 09/05, Desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Gudang ini berdampingan dengan kediaman Muslikhan. Selain dikenal dengan sebutan roti bantal, produk buatan Muslikhan juga kerap disebut roti hajatan lantaran sering dihidangkan dalam acara keluarga, seperti pernikahan, khitanan, dan syukuran haji.

”Awalnya nggak di sini Mas. Dulu membuat rotinya di rumah orangtua. Maklum, waktu itu kami masih menumpang di rumah orangtua,” kata Muslikhan mengawali perbincangan.

Pria berusia 35 tahun ini menuturkan, sebelum membuka usaha roti bantal dia pernah bekerja di sebuah pabrik roti di Kudus, sekitar tujuh tahun. Di perusahaan tersebut Muslikhan menjadi sales keliling. Tidak jarang pula dia ditugaskan membuat roti ketika ada pegawai yang libur. Berangkat dari situ Muslikhan memiliki keahlian membuat roti. Setelah menikah pada 1999, ayah dua anak ini merasa uang yang didapat dari pekerjaannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Satu tahun kemudian, pada 2000, Muslikhan memutuskan untuk keluar dari pabrik dan memilih merintis membuat roti sendiri dengan diberi nama Roti Alvian.

”Beberapa pedagang di pasar yang biasanya dititipi roti juga menyarankan agar saya membuat roti sendiri. Ini semakin meyakinkan saya untuk membuka usaha,” papar suami Siti Sundari ini.

Namun, minimnya modal menjadi kendala utama. Akhirnya, Muslikhan memberanikan diri meminta kepada sang istri agar perhiasan yang digunakan sebagai mas kawin pernikahan dijual untuk mendapatkan modal. Waktu itu dia sampai menitikkan air mata ketika sang istri rela melepaskan perhiasan yang dikenakannya. Dari menjual perhiasan terkumpul uang sekitar Rp3 juta. Muslikhan kemudian menggunakannya untuk membeli satu unit mesin seharga Rp1 juta, oven seharga Rp1,5 juta, dan sisanya dibelikan bahan baku.

Sebenarnya Muslikhan sudah mengajukan permohonan kredit ke sejumlah bank.Akan tetapi, tidak ada yang menyetujuinya. Berkas sudah dimasukkan, namun pihak bank tidak kunjung melakukan survei dan memberikan jawaban. Di awal-awal merintis, Muslikhan mengerjakan pembuatan roti dibantu istrinya. Pekerjaan ini dilakukan setiap hari,mulai pukul 05.00 WIB. ”Setelah salat Subuh saya langsung bekerja. Karena masih minim modal, waktu itu hanya membuat 3 kg adonan. Pukul 11.00 WIB, roti sudah jadi dan saya bawa ke Pasar Jember dan Bitingan (Kudus). Sedangkan istri meneruskan pekerjaannya. Pukul 16.00 WIB saya kembali ke pasar untuk mengantar roti yang dibuat istri tadi,” ungkap pria lulusan sekolah dasar ini.

Rutinitas tersebut berjalan sekitar tiga bulan. Setelah mendapatkan pelanggan pedagang di pasar, Muslikhan memberanikan mencari pegawai untuk mengembangkan usaha. Saat itu dia memulai dengan dua pegawai. Lima tahun berjalan, Roti Alvian semakin dikenal masyarakat. Keuntungan dari penjualan roti ini digunakan untuk meningkatkan usaha dengan menambah mesin, sebagian ditabung. Uang hasil menabung ini kemudian digunakan untuk membeli sebidang tanah yang tidak jauh dari rumah orang tuanya. Di atas tanah seluas 315 meter persegi itulah Muslikhan mendirikan rumah dan gudang yang kini ditempati. Sepuluh tahun berjalan, usaha yang ditekuni Muslikhan berkembang pesat. Jika di awal merintis usaha hanya mampu membuat 3 kg adonan roti dengan hasil yang belum seberapa, kini omzet per bulan mencapai Rp87 juta.
Salah satu kendala yang dihadapi Muslikhan adalah kenaikan harga-harga bahan baku. Di sisi lain, dia kesulitan untuk menaikkan harga roti. Dia mencontohkan, dari harga tepung per sak sekitar Rp60.000 beberapa tahun lalu, saat ini sudah naik menjadi Rp140.000. Padahal dia tetap menjual rotinya dengan harga Rp500 per potong. ”Kami pernah menaikkan harga menjadi Rp550 per potong, tapi tidak laku. Hanya bertahan tiga hari, kemudian harga tersebut kami kembalikan ke harga semula,” tuturnya.
Susahnya menaikkan harga itu tidak lepas dari persaingan antarprodusen roti yang semakin meningkat. Untuk mengatasi kendala tersebut akhirnya Muslikhan memilih mengecilkan ukuran roti. Strategi ini ternyata diterima konsumen dan pembeli kembali berdatangan.

Sejauh ini pangsa pasar produk Roti Alvian masih berkisar di Kudus dan kota-kota sekitarnya. Sasarannya pun masih menengah ke bawah. Di samping dijual di pasar, roti Alvian banyak dipesan kalangan keluarga. Misalnya saat mereka akan mengadakan hajatan atau menjelang hari raya. Dia mengakui, menjelang Lebaran dan saat Lebaran Haji merupakan masa-masa permintaan roti meningkat.Dia bahkan kerap meminta pegawainya lembur. Disinggung kunci kesuksesannya, Muslikhan mengungkapkan bahwa pelayanan ekstra kepada pelanggan dan menjaga kualitas adalah poin penting yang terus dipertahankan sampai sekarang. Pedagang yang menjual Roti Alvian tidak perlu khawatir jika roti sudah memasuki masa kedaluwarsa.

Tenaga penjual Roti Alvian akan menarik roti-roti tersebut dan menggantinya dengan yang baru.Tidak jarang Muslikhan sendiri yang mengantarkan dagangan ke pasar. Mengenai kualitas, sampai sekarang adonan masih dibuat sendiri oleh Muslikhan. Selain itu, proses penggorengan, oven, sampai pengemasan juga tetap menjadi perhatian. “Jangan sampai ada yang terlalu matang atau gosong,” katanya.

Saat ini, Roti Alvian telah memiliki pegawai 17 orang dan beberapa saleskeliling.Sebuah mobil juga siap mengantarkan pesanan dalam partai besar.Jumlah mesinnya pun semakin banyak.Jika awalnya hanya satu,sekarangsudahmenjadiempat unit ditambah tujuh mesin oven. Bagaimana dengan permodalan?

Dia mengaku selain mengandalkan keuntungan, juga mengajukan pinjaman modal ke sebuah bank. ”Kalau sekarang prosesnya lebih mudah untuk bisa disetujui. Ada juga petugas bank yang menawari untuk mengucurkan pinjaman,” tuturnya.

Namun karena kekuatan modal yang dimiliki sudah mencukupi, Muslikhan menolak tawaran dari bank-bank tersebut. Dia lantas teringat sulitnya mencari pinjaman modal di bank saat memulai usahanya dulu. Hasil jerih payah dan kerja keras Muslikhan tersebut kini telah membuahkan hasil. Selain memiliki rumah dan gudang sendiri, dia telah membeli beberapa bidang tanah di sekitar rumahnya sebagai bentuk investasi. Muslikhan tidak lupa bersyukur dengan keberhasilannya ini. (Sindo/Sundoyo Hardi)

Wejangan Untuk Calon Wirausahawan

by Wirausaha Muda Mandiri on Friday, 23 November 2012 at 13:05 ·


PENGUMUMAN!
Para calon wirausahawan wajib baca "wejangan" dari wira berikut ini :
  • Banyak hal positif yang bisa kamu berikan pada sesama jika kamu jadi wirausahawan. Ubahlah cita-cita mulai sekarang untuk jadi wirausahawan.
  • Wirausaha tidak mengenal tingkat pendidikan, tetapi tingkat keberanian mengambil resiko.
  • Belajar berwirausaha dimulai dari sekarang, dari diri sendiri, dari hal sekecil mungkin.
  • Banyakbanyaklah bergaul dan belajar dengan orang yang sukses berwirausaha agar kamu pun bisa ikut "tertular".
  • Berpikirlah rasional dan jangka panjang. Jangan bangun bisnis hanya dengan melihat kondisi sekarang, lihatlah 10, 20, 30 tahun ke depan.
  • Kesempatan di Indonesia untuk jadi wirausahawan jauh lebih mudah dan terbuka dibandingkan negara lain.
  • Jangan takut gagal. Selagi masih muda, masih belum ada tanggungan hidup, cobalah untuk berwirausaha.
Saat ini Indonesia baru punya 1,56% wirausahawan, jadi peluangmu untuk berwirausaha benar-benar masih sangat terbuka lebar. Yuk kita bantu naikkan persentasenya dan jadikan Indonesia sebagai negara yang sejahtera :)

Menjadi Leader Dalam Bisnis

by Wirausaha Muda Mandiri on Friday, 30 November 2012 at 13:01 ·


Untuk menjadi pengusaha, kamu juga harus punya energi sebagai leader, betul gak? Nah kali ini, wira mau sharing tentang "Menjadi Leader Dalam Bisnis". Bantu share ya sahabat.
  • Sifat-sifat seorang leader itu apa aja sih? Yang pertama, seorang leader itu pasti berani action!
  • Berani bertanggung jawab dan berani menanggung resiko juga wajib dimiliki seorang leader. Kamu kah itu?
  • Dalam menjalankan bisnis, sosok leader juga harus tahan banting dalam kondisi apapun.
  • Yang terpenting saat menjadi leader, kamu harus mau belajar tentang ilmu "managing people". Kenapa? Karena memulai bisnis mungkin bisa dilakukan seorang diri, tapi untuk mengembangkannya kamu pasti butuh tim yang kuat dan kompak.
  • Bagaimana bisnis itu bisa berjalan bergantung pada bagaimana sosok pemimpin mampu mengarahkan sebuah tim.
  • Sebagai leader, kamu wajib memberikan contoh yang positif karena leader adalah role model yang jadi contoh bagi anggota timnya.
Jadi leader memang berat. Tapi, berat bukan berarti tidak bisa   dilakukan kan? Yuk persiapkan dirimu jadi leader yang positif untuk bisnismu :)

12/07/2012

Mydream n My plan in my life

by Caesar Andry Priatno on Thursday, 30 June 2011 at 20:54 ·
Dream:
-memiliki toko kue di berbagai negara
-menjadikan kue tradisional populer di berbagai negara
-Sukses pada usia muda
plan:
-memiliki ilmu pengelolaan usaha
-memiliki ilmu pastry,bakery dan jajanan pasar.
-Belajar mengembangkan usaha
-Memperbanyak relasi




BEKERJA KERAS DAN BERKORBAN DEMI KESUKSESAN DI DUNIA.
BERDOA DAN IKHLAS BERJUANG DI JALAN ALLAH S.W.T DEMI KEMULIAAN DI AKHIRAT.

Entrepreneur Kreatif  


Kalau, anda berani tampil beda, itu berarti Anda memiliki jiwa entrepreneur. Purdi E. Chandra

Dunia entrepreneur merupakan dunia tersendiri yang unik. Itu sebabnya, mengapa entrepreneur atau wirausahawan dituntut selalu kreatif setiap waktu. Dengan kreativitasnya, tidak mustahil akan terbukti bahwa ia betul-betul memiliki citra kemandirian yang memukau banyak orang karena mengaguminya, dan selanjutnya akan mengikutinya.

Memang, kita akui bahwa menjadi entrepreneur kreatif di saat krisis ekonomi merupakan suatu tantangan yang sangat berat. Digambarkan, seseorang yang akan terjun menjadi entrepreneur kreatif, ia harus bekerja 24 jam sehari, dan 7 hari dalam seminggu. Hal semacam itu masih harus ia lakukan paling sedikit untuk kurun waktu kurang lebih 2 tahun pertama Berjuang tanpa henti dengan berbagai tekanan fisik maupun psikis.


Apalagi dalam melakukan bisnis modern, tidak mungkin dapat hidup dan berkembang tanpa kemampuan menciptakan sesuatu yang baru pada setiap harinya. walaupun itu hanya merupakan gabungan dari berbagai unsur yang telah ada, ke dalam bentuk baru yang berbeda. Dari kreativitas akan muncul barang, jasa atau ide baru sebagai inovasi baru, untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang. Dan dari
kreativitas itu pula akan muncul cara-cara baru - mekanisme kerja atau operasi kerja - untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Pada dasarnya, kita semua kreatif. Tentu saja, dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda. Saya sependapat dengan Raudsepp, seorang peneliti dari Princeton Research Inc, yang mengatakan, bahwa kemampuan kreatif itu terdistribusi hampir secara universal kepada seluruh umat di muka bumi ini. Kreativitas bak sebuah sumber mata air, yang tentunya jangan sampai kita biarkan sumber mata air itu mengering. Kita harus tetap belajar dan menggali terus kreativitas tersebut.

Oleh karena itu, jika Anda termasuk dalam golongan orang yang selalu ingin tahu, kemudian dapat melihat suatu peristiwa dan pengalaman untuk dijadikan sebuah peluang, dimana orang lain tidak melihatnya, kemudian memiliki keberanian berpikir kreatif dan inovatif, maka saya rasa lebih baik bersiaplah anda untuk menjadi entrepreneur. Itu sebabnya, mengapa ada yang menyebut wirausahawan itu sama dengan orang aneh. Namun, kita jangan berprasangka buruk dengan perkataan tersebut. Sebab, di balik kata itu tersembunyi kekuatan yang dimiliki seorang entrepreneur dari kebanyakan orang.

Banyak contoh yang dapat memberikan gambaran kepada kita, bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dilakukan wirausahawan. Keluarkan semua ide atau gagasan Anda. Anda tidak perlu takut diremehkan atau dihina orang lain. “Ide gila” yang Anda sampaikan itu boleh jadi suatu waktu akan mengundang kekaguman banyak orang. Orang lain akan gigitjari ketika melihat keberhasilan Anda, dan mungkin saja mereka akan berguman: “Mengapa hal seperti itu dulunya tidak terpikirkan oleh saya?”

Kalau Anda berani tampil beda. Itu berarti, Anda akan memiliki jiwa entrepreneur. Saya setuju pendapat yang mengatakan, bahwa keberhasilan entrepreneur itu diibaratkan seperti kesabaran dan ketenangan seorang aktor akrobatik dalam meniti tambang tipis hingga sampai ke tujuan, ia bukannya menghabiskan waktu dengan perasaan khawatir, tapi konsentrasinya tertuju pada tujuannya. Dan, yang lebih penting bagi kita adalah sebaiknya kita jangan malu akan kesalahan yang kita buat. Seorang entrepreneur memang tidak menyukai kesalahan, tapi ia tetap akan menerimanya sepanjang hal itu dapat memberikan pelajaran berharga.

Ia harus mampu meloloskan diri dari situasi-situasi yang hampir tidak mungkin diatasi. Sebab dalam era global sekarang ini, kegiatan usaha yang kita jalankan hampir 90% justru tidak sesuai rencana. Karena itu, kita harus luwes dengan rencana yang telah kita buat. Bisa berpindah dari satu rencana ke rencana lainnya. Dan, saya berpendapat, bahwa seorang entrepreneur juga tidak boleh gampang berputus asa. Ia harus yakin dengan kreativitasnya, pasti ada jalan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

1. Jika Anda tidak menikmatinya, dan tidak melakukannya. Maka dimulai saat ini harus mencintai apa yang Anda akan lakukan.
2. Jadilah inovatif.
3. Karyawan merupakan aset yang terbaik bagi Anda.
4. Menjadi pemimpin harus dapat mendengarkan saran dari bawahan, karena dengan itu akan mendapat pesan umpan balik dari staf dan pelanggan Anda secara teratur.
5. Jadilah yang terlihat, oleh karena itu perusahaan bisa menemmpatkan diri Anda pada posisi terdepan.